Jangan Sampai Hidupmu Sengsara! UJI77 Bagikan 7 Cara Nabung Seru Bikin Dompet Tebal dan Tetap Bahagia Selalu

Rp. 10.000
Rp. 100.000 -90%
Kuantitas

Awalnya Hidupnya Biasa Aja, Sampai Akhirnya...

Namanya Dita. Seorang admin toko online yang tiap harinya sibuk ngurusin chat pelanggan, packing barang, dan kadang harus lembur sampai larut malam. Gaji? Cukup. Tapi cukup buat hidup, bukan buat nabung. “Dompet gue tuh kayak ember bocor,” katanya suatu kali waktu curhat di tongkrongan. Gaji masuk, tapi nggak pernah bertahan lama. Sampai suatu malam, dia lihat postingan UJI77 di media sosial: “7 Cara Nabung Seru yang Bikin Dompet Nggak Tipis, Hidup Tetap Happy.” Dita awalnya cuma scroll sambil iseng. Tapi ada satu kalimat yang nyangkut: *“Nabung itu bukan soal angka, tapi soal cara ngelihat duit.”* Dari situ, Dita mulai mikir. Mungkin bukan gajinya yang kurang, tapi caranya yang salah.

1. Nabung dari Uang Kaget (Bukan Gaji Pokok)

Dita mulai dari hal paling ringan: setiap kali dapat uang “nyasar”—kayak cashback, bonus dadakan, bahkan kembalian ojek online—dia langsung masukin ke dompet digital khusus tabungan. “Gue anggap itu uang yang emang bukan buat dibelanjain,” katanya. Dalam sebulan, uang receh yang tadinya lewat begitu aja, ternyata bisa jadi ratusan ribu. Dan itu semua dari hal-hal yang sering diremehin. “Nggak kerasa, tapi numpuk.” Dita bahkan kasih nama lucu buat akun itu: *Dompet Bahagia*—biar semangat lihat isinya naik terus.

2. Tantangan 20 Hari Tanpa Jajan

Bukannya anti jajan, tapi Dita pengen ngelatih diri. Jadi dia bikin challenge: 20 hari nggak beli jajan di luar. Nggak kopi kekinian, nggak boba, nggak camilan di minimarket. Setiap kali berhasil lewat satu hari, dia transfer 10 ribu ke *Dompet Bahagia*. Yang bikin seru, dia dokumentasiin perjalanan ini di Instagram story. Ternyata, banyak yang relate. Beberapa temennya bahkan ikut. “Kayak nabung tapi rame-rame. Lucu juga sih.” Dan setelah 20 hari? Dita nggak cuma punya tambahan tabungan, tapi juga kontrol diri yang makin kuat.

3. Bikin Wishlist Bukan Shopping List

Dita juga ubah cara dia liat barang. Dulu, kalau lihat barang lucu langsung masuk keranjang, besoknya check out. Sekarang, dia pindahin semua ke wishlist, lalu kasih jeda 3 minggu. Kalau masih pengen setelah 3 minggu, baru beli. Kalau udah nggak ngebet? Ya berarti bukan kebutuhan. Kebiasaan ini bikin dia makin sadar, ternyata banyak barang yang cuma dibeli karena lapar mata. “Banyak keinginan, tapi nggak semua layak diprioritaskan.” Ini juga jadi cara dia belajar bedain antara *butuh* dan *ingin*—pelajaran penting dalam nabung.

4. Punya Rekening Tabungan Tanpa Kartu

Dita bikin rekening tabungan baru, tapi dia sengaja nggak aktifkan kartu ATM atau mobile banking-nya. “Jadi kalau mau ambil, harus ke bank. Ribet dikit, biar nggak gampang diambil.” Strategi ini ampuh banget buat nahan diri. Uang di rekening itu jadi benar-benar buat jangka panjang. “Kalau udah masuk situ, anggap aja dikunci,” katanya. Dan yang bikin dia senang, tiap kali ke bank, dia ngerasa kayak lagi nyelametin masa depan dirinya sendiri.

5. “Bayar Diri Sendiri” Setiap Awal Bulan

Biasanya, orang nabung dari sisa gaji. Tapi Dita balik caranya: tiap awal bulan, sebelum bayar tagihan, dia langsung potong gaji 10% buat dirinya di masa depan. “Gue anggap itu kayak bayar cicilan ke diri sendiri,” katanya sambil ketawa. Awalnya berat. Tapi setelah dua bulan, jadi kebiasaan. Dan yang paling kerasa, dia jadi lebih bijak ngatur pengeluaran bulanan karena “uang aman” udah disisihin duluan. Prinsipnya simpel: “Kalau buat orang lain aja kita bisa bayar, masa buat diri sendiri nggak?”

6. Nabung Bareng, Tapi Bukan Arisan

Dita bikin grup kecil bareng tiga temannya. Mereka sepakat nabung 100 ribu per minggu, dan uang itu dikumpulin di satu orang yang bergiliran jadi ‘bendahara’. Bedanya dari arisan? Uangnya nggak diundi. Setiap tiga bulan, mereka pakai buat nonton bareng atau staycation murah. “Ini bukan soal jumlahnya, tapi komitmen.” Karena nabung rame-rame, jadi lebih disiplin. Dan karena ada reward-nya, proses nabung jadi terasa lebih menyenangkan. “Hidup tuh nggak harus kaku buat hemat,” katanya. “Kadang yang kita butuh cuma cara seru buat tetap bijak.”

7. Ubah “Self-Reward” Jadi Investasi Diri

Biasanya, self-reward Dita adalah beli skincare mahal atau makan fancy. Tapi sekarang, dia ganti dengan beli e-book finansial, ikut webinar, atau beli alat buat side hustle barunya: bikin hampers custom. “Tetap happy, tapi sekaligus nambah skill.” Perubahan ini bikin dia ngerasa lebih “kaya” secara mental. Bukan cuma soal duit, tapi soal upgrade diri. “Kalau kita terus belajar, rejeki juga bakal nyesuaiin,” katanya. Dan yang lebih penting, self-reward-nya sekarang bukan cuma buat hari ini, tapi buat masa depan juga.

Refleksi: Nabung Itu Bukan Tentang Berapa, Tapi Tentang Bagaimana

Cerita Dita mungkin bukan yang paling heboh, tapi justru di situlah letak kekuatannya. Dia nggak menang undian miliaran, nggak tiba-tiba jadi crazy rich. Tapi dia konsisten. Pelan, tapi pasti. Dan sekarang, dia bisa senyum waktu lihat saldo tabungan sambil bilang, “Ternyata gue bisa juga ya.” Buat lo yang ngerasa nabung itu berat, coba lihat dari sisi yang lebih ringan. Mungkin lo cuma butuh cara yang sesuai sama gaya hidup lo, bukan cara orang lain. Karena pada akhirnya, nabung itu bukan soal angka besar—tapi tentang menghargai diri lo sendiri dengan cara yang cerdas dan penuh makna. Dan seperti kata Dita di akhir ceritanya, “Kalau lo belum bisa nabung banyak, setidaknya jangan sering-sering bocorin dompet sendiri. Mulai dari hal kecil, lama-lama lo juga bakal kaget sendiri sama hasilnya.”
@MPOTURBO